CALEG YANG OGAH KAMPANYE TAPI TERPILIH

CALEG YANG OGAH KAMPANYE TAPI TERPILIH – Saat itu sedang ramai-ramainya para caleg melakukan kampanye dengan beraneka ragam cara, mulai dari pemasangan spanduk, baliho sebesar-besar Gaban….(padahal Gaban aja ngga sebesar itu), brosur, pengobatan gratis, bantuan musibah, pemberian zakat, pemberian ambulance gratis, pembagian sembako dan lain lain. Masing-masing berlomba-lomba menarik pemilik suara untuk memberikan suaranya kepada mereka. Ada juga yang menjanjikan sekolah gratis, perbaikan jalan dan fasilitas umum disekitar tempat tinggal pemilik suara, menjanjikan akan berjuang untuk menyampaikan aspirasi rakyat, berjanji tidak akan menerima gajinya seandainya  terpilih dan memberikan gajinya untuk kesejahteraan rakyat dan segala macam janji lainnya.
Padahal kalau dipikir secara logika….mana mungkin seorang caleg dari sekian ratus wakil rakyat yang terpilih baik di tingkat kabupaten, propinsi bahkan pusat yang benar-benar dapat mewujudkan janji-janjinya tersebut. Kan….keputusan DPR/DPRD itu keputusan kolektif…bukan keputusan perorangan….bahkan keinginan satu  Partai aja belum tentu bisa terpenuhi kalau ada sebagian besar partai lainnya tidak setuju.
Alhasil..eh… Alkisah…( ini benar-benar terjadi saat menjelang Pemilu 2009) ada  seorang caleg yang tidak melakukan kampanye sedikitpun…bahkan untuk buat bikin kartu nama yang murah sekalipun dia ngga bikin…bahkan lagi…membentuk Tim Sukses pun tidak…walaupun partai yang mengusungnya memintanya untuk membentuk Tim Sukses segera.
Sebenernya saya pengen banget sebutin namanya..tapi begitu minta izin untuk sebutin namanya di kisah ini..dia menolak…
Saat sebelum dan saat-saat kampanye…banyak orang yang tidak tahu kalau dia adalah seorang caleg…dan beberapa orang yang tahu kalau dia nyaleg dan kebetulan kenal dengannya bingung dengan sikap “Beliau” (saya sebut Beliau sebagai penghormatan atas sikapnya yang luar biasa ini)….yaa bingung karena mengapa sebagai seorang Caleg dia tidak melakukan hiruk pikuk kampanye seperti yang dilakukan para caleg lainnya.
Sampai pada akhirnya ada beberapa orang yang bertanya langsung ke Beliau saat di perjalanan pulang di kereta. (Yaa…walaupun sebenarnya dia memiliki jabatan sangat penting di kantornya..dia menggunakan kereta sebagai transportasinya setiap hari….yang akhirnya dari kereta itulah dia bisa terpilih sebagai wakil rakyat). Dimana kebetulan ada seorang tetangganya dan beberapa temannya yang bertemu denganya di kereta api tersebut.
Singkatnya…..kira-kira begini obrolan dan tanya jawabnya setelah basa basi tanya kabar dan lain-lainnya:
Teman (T) : Pak…saya kemaren-kemaren pernah iseng-iseng liat daftar caleg di website KPU…eehh…disitu ada nama bapak untuk DPR pusat dari partai A dengan nomor urut sekian… beneran ya bapak nyaleg?
Caleg (C) : Hehe…iya pak…
T: Loh….kok saya ngga pernah liat bapak kampanye? Ngga pernah liat ada spanduk bapak….baliho kek…apa kek…beneran bapak nyaleg?
C : Iyaa betul …(sambil senyum dengan ramah)
T : Terus…kenapa bapak ngga kampanye….saya pernah lewat rumah bapak…ngga ada tanda-tanda juga kalo bapak nyaleg…
C : Ahh….saya ngga bisa kampanye …karena saya malu dan takut…takut mengucap janji kemudian saya tidak menepati..
Mendengar jawaban Beliau penumpang kereta yang lain mulai nguping serius dan menoleh…
Ohya… kebetulan satu gerbong di kereta itu sudah banyak yang saling kenal dan juga tahu keberadaan Beliau…(bagi yang rutin naik kereta pasti tahu situasi ini…bahkan sampai ada yang dapat jodoh di kereta kaaan..??)
Lanjut pada perbincangan tadi:
T : Loh kok gitu pak…bapak ngapain nyaleg kalo gitu…bapak ngga takut ngga ada yang nyoblos bapak?
C : Sebenarnya saya tidak mencalonkan…tapi teman-teman bapak banyak yang mengusulkan…,terus ada teman bapak yang mengusulkan nama bapak ke partainya…eh tau-tau bapak di panggil ke kantor partai tersebut di sampaikan ini-itu…dan kemudian isi segala macam form…sampai akhirnya bapak di calonkan…tadinya saya bingung ini berkah atau musibah…tapi akhirnya bapak ikutin saja dulu..
T : Ahh…masa sih pak…tapi kalo saya pikir…dimana saya juga tau bapak siapa…wajar sih pak kalau bapak dicalonkan….pasti banyak partai yang melamar bapak..
C : Ada beberapa sih…tapi kebetulan saya belum tertarik pada saat ditawarkan.
T : Bayar berapa pak..? eh maaf pak lancang pertanyaannya…
C : Yaa..ituuu…partai-partai sebelumnya minta bayaran ke saya…tapi mana saya punya uang sebanyak itu.. nah kebetulan partai yang mencalonkan ini tidak meminta bayaran…bahkan memberi sumbangan untuk saya melakukan kampanye….tapi saya ngga mau terima…
Penumpang yang lain semakin serius menyimak pembicaraan ini…kebetulan suasana kereta saat itu agak hening…jadi pembicaraan merek bisa terdengar.
T : Terus kenapa bapak ngga kampanye..
C : Hmmmm….gimana yaaa..bagi saya kampanye itu banyak mudharatnya…saya takut dosa…terutama apabila saya ngga sengaja mengucapkan janji…apalagi kalo sengaja janji…kemudian pada saat terpilih saya tidak menepatinya….bagi saya itu mengerikan…
T : Tapi kan kampanye salah satu syarat untuk menarik pemilih bapak…
C :  Hmm…mungkin juga sih….tapi mungkin juga tidak…saya pernah bilang kepada teman saya…menjadi wakil itu sebuah amanah…amanah hanya diberikan oleh Tuhan dan orang-orang yang mengenal dan mempercayai kita…selama kita dipilih oleh Tuhan dan masyarakat…apapun yang terjadi..saya tidak bisa menolak kalau memang benar-benar terpilih.
Dari beberapa penumpang…ternyata ada seorang wartawan yang menyimak dengan serius pembicaraan tersebut…dan diam2 merekamnya…baik merekam dalam otak…pikiran…dan hape bututnya yang masih bisa merekam..(mudah-mudahan)
T : Ahh…bapak nih…masa sih pak….caleg yang lain mengeluarkan banyak uang untuk berkampanye…bahkan sampai berhutang…menjual rumah dan lain-lain..
C: Itu dia dik….itulah yang membuat bangsa ini semakin mundur….coba biaya kampanye yang dikeluarkan sebanyak itu digunakan benar-benar untuk kebutuhan masyrakat yang membutuhkan…satu baliho bisa memberi modal ke banyak orang…apalagi biaya iklan yang besar..berapa banyak yang akan terbantu…
T : Teruuss pak..
C : Bagi saya…namanya jadi wakil rakyat itukan sesungguhnya menjadi pekerja untuk wakil rakyat dimana karena pekerjaan itu kita akan mendapat gaji…ya artinya harusnya proses menjadi wakil rakyat itu seperti kita bekerja di kantor-kantor pada umumnya…kita punya prestasi, dinilai, lalu direkrut untuk bekerja kemudian di gaji. Nah karena kita di gaji..tentunya kita harus bertanggung jawab sepenuhnya dan bekerja sebaik-baiknya kan..?
T : Iyaa….terus..?
C : Yaa…coba bayangkan ajaa…kalau kita harus mengeluarkan uang banyak bahkan melebihi gaji yang kita dapatkan …ibaratnya kita membeli pekerjaan yang gajinya lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan…. Yaa…inilah yang terjadi..orang yang seharusnya menjadi wakil kita malah menghianati kita…dan mereka merasa wajar melakukan itu…karena mereka merasa membeli suara kita…dan berhak mendapatkan timbal balik dari apa yang sudah dikeluarkan…otomatis dia harus mendapatkan lebih dari yang sudah dikeluarkan… saya tidak suudzon…saya hanya takut kalau saya menjadi seperti itu…
T : Masa siih pak??
C : Yaah…seandainya seorang caleg yang mengeluarkan biaya sampai miliaran, sementara kita bisa mengukur berapa gaji yang akan kita dapatkan bila kita terpilih kaan?… Saat ini gaji seorang anggota DPR rata-rata 50 juta…dipotong biaya bulanan ke partai…belum sumbangan ke konstituennya..belum lagi kalau ada permintaan sumbangan dari sana-sini…kata teman saya yang anggota DPR..bersihnya dia terima tidak banyak…dan habis untuk biaya operasional dia dan keluarganya.
T : Tapi kok banyak anggota DPR yang kaya-kaya pak..
C : Waah…saya ngga mau bicara kesana aah… ngga baik..
T : Terus kalau bapak ditanya apa yang akan bapak lakukan kalau bapak terpilih..jawaban bapak apa?
C : Saya hanya meminta mereka silahkan pilih kalau menurut mereka saya ini pantas untuk dipilih…kalau menurut mereka tidak baik…saya yang akan memohon mereka untuk tidak memilih saya..bagi saya menjadi wakil rakyat yang memilih kita itu berat…apalagi melihat kondisi bangsa ini sekarang…
T : Beratnya kenapa pak?
C : Sungguh berat…apalagi kalau saya terpilih dan saya sendirian…
T : Maksudnya sendirian?
C : Saya khawatir hanya saya sendirian yang tidak melakukan kampanye tapi terpilih…..artinya saya yang benar-benar diminta untuk mewakili diantara orang-orang yang meminta untuk mewakili.. artinya..saya diminta bekerja sesuai harapan masyarakat yang memilih dan saya digaji untuk itu…karena digaji otomatis ada tanggung jawab besar yang harus saya emban….sementara dalam menjalankan tugas berat itu saya berada diantara orang-orang yang meminta…untuk memenuhi permintaan itu mereka membayar…maka setelah membayar akan ada suatu tujuan pribadi yang harus mereka raih….yang repot kalau apa yang mereka raih tidak sesuai dengan ongkos yang telah mereka keluarkan…sehingga merasa rugi..karena rugi..dia harus menutupi kerugian tersebut…dan mereka mempunyai peluang dan wewenang untuk menutupi kerugian tersebut…saya akan menjadi orang yang serius diantara orang-orang yang tidak serius memikirkan bangsa.
T : Adduhh…maap pak saya bingung…bahasanya yang sederhana aja pak…maksud bapak untuk menutupi kerugian mereka akhirnya membuat mereka leluasa melakukan korupsi karena sudah membeli suara dari pemilihnya? Terus menurut bapak harusnya gimana doonk?
C : Yaa….harusnya caleg ngga usah menghambur-hamburkan uangnya untuk menarik rakyat…rakyat akan memilih kita berdasarkan track record dan penglihatan mereka sendiri…kalau mereka menilai kita baik tentunya mereka akan senang dengan kita…. Apabila kita melakukan kebaikan, amal soleh..perilaku yang sesuai,…dan lainnya…mereka pasti lebih mengingat daripada orang yang melakukan kebaikan hanya menjelang pemilu saja.
T : Teruss…janji bapak kepada pemilih apa kalo sudah kepilih?
C : Saya akan tetap bekerja sesuai dengan jabatan dan sumpah saya. Dan berusaha untuk tidak terpengaruh dengan lingkungan yang ada apabila lingkunag tersebut buruk. Bekerja sesuai dengan sumpah dan jabatan itu kan luas…dan sudah memiliki arti yang sebenar-benarnya.
T : Supaya bisa berhasil gimana?
C : Semua akan bisa berhasil kalau kita memiliki pola pikir yang sama. Dan tidak akan berhasil apabila saya sendirian di antara orang-orang yang berpikiran untuk kepentingan pribadi atau golongannya saja.
T : Waah….mana ada yang mau milih bapak…harusnya bapak ngomong gini doonk : ….apabila saya terpilih..saya akan memberikan sekolah gratis…kesehatan gratis..jalan dilingkungan kita mulus…fasilitas lengkap…kesejahteraan masyarakat sekitar terjamin…
C : Maaf dik… saya tidak bisa mengucapkan hal itu di depan masyarakat. Hal itu tidak mungkin dapat kita wujudkan sendirian…namanya keputusan di DPR kan diambil secara kolektif…mungkin saja saya mengusulkan..kalau yang lain tidak setuju bagaimana?..atau mungkin saja partai saya mendukung…tapi kalau sebagian besar partai yang laintidak mendukung…bagaimana saya bisa mewujudkan janji tersebut..??
T : Balik lagi ke pertanyaan saya yang awal…kalo bapak ngga pernah kampanye…gimana mereka bisa lihat pemikiran bapak?
C : Ngga tau jugaa…kan saya tidak memaksa mereka untuk memilih saya..tapi mungkin mereka akan bisa melihat pemikiran saya dari tuisan-tulisan saya yang bisa dibaca dimanapun…di Koran..diinternet..di fesbuk…website dan lainnya… atau mungkin dengan melihat kegiatan sehari-hari saya..
T : Menurut bapak…siapa yang bakalan menang pemilu nanti….bla..bla..blaa
C : Bla..bla..blaa…
Alhasil..pembicaraan tersebut semakin panjang..dan sebagian besar penumpang mendengarkan dengan serius pembicaraan tersebut, bahkan ada yang urun rembuk ikutan  mengajukan berbagai pertanyaan kepada beliau. Dan pembicaraan tersebut berlanjut dari gerbong ke gerbong…dari hari ke hari…dan seterusnya….karena kebetulan penumpang kereta tersebut semuanya menuju ke tujuan yang sama…ke daerah pemilihan yang menjadi DAPIL si Beliau…dan kebetulan rata-rata penumpang tersebut adalah para pekerja…yang kebetulan sebagian besar berpendidikan..dan kebetulan lagi mereka adalah para pemegang suara sesungguhnya…maka pembicaraan di gerbong tersebut di ceritakan kembali oleh mereka ke orang-orang di rumah, ke tetangga ke lingkungan sekitar, ke organisasi masyarakat setempat dan seterusnya. Tanpa disadari mereka menjadi Tim Sukses Beliau tanpa dibentuk dan dibayar. Sampai akhirnya pada hari penghitungan suara…Beliau terpilih dengan suara mayoritas di semua TPS di DAPILNYA…..tanpa melakukan kampanye yang sesungguhnya…. Oh iyaa…mungkin juga terbantu dengan si wartawan yang merekam pembicaraan tersebut dan menulisnya di media tempatnya bekerja, tanpa dibayar. Karena baik si wartawan maupun penumpang lainnya yang mendengar pembicaraan tersebut benar-benar melihat kesungguhan dan kebenaran di wajah Beliau tanpa mengada-ada…tanpa berteriak-teriak slogan-slogan kampanye yang mengeluarkan urat lehernya. Dan dari penglihatan mereka pada Beliau yang sama-sama menggunakan kereta yang sama setiap harinya, buakn hanya pada saat pencitraan saja. Di kereta tersebut…para penumpang…yang kebetulan para pemilik suara di tujuan yang sama…melihat persis bagaimana Beliau bersikap dan berperilaku dan kesederhanaannya. Dari sekain banyak penumpang yang melihat setiap harinya, hanya sebagian kecil yang tahu kalau Beliau sebenarnya memiliki Jabatan yang tinggi di kantornya.
Dan….akhirnya…sampai beliau benar-benar terpilih dan dilantik menjadi anggota DPR 2009-2014. Sayangnya…ketika dia duduk di DPR…karena kesibukan dan lokasinya yang jauh dari stasiun kereta..membuat dia tidak bisa menikmati kereta lagi setiap harinya….hanya pada hari-hari tertentu saja beliau bisa naik kereta lagi.
Ingin tahu siapa anggota DPR tersebut?….sayangnya saya tidak bisa enyebutkannya seperti yang saya sampaiakn diatas. Tapi…teman-teman yang biasa naik kereta dari stasiun A ke stasiun B pasti mengenalnya.
Dari cerita selanjutnya…mungkin teman-teman akan tahu siapa sosok beliau..karena saya akan menceritakan pengalaman beliau saat menjadi anggota DPR dan keputusannya untuk tidak mencalonkan lagi….!!!!
Yaa…dia memutuskan untuk tidak mencalonkan lagi dikarenakan apa yang dikhawatirkannya dulu benar-benar terjadi….
Bersambung…

0 Response to "CALEG YANG OGAH KAMPANYE TAPI TERPILIH "

Post a Comment

Tinggalkan Pesan Gan, Supaya saya bisa kunjung balik Pesan anda begitu berarti bagi kemajuan blog ini,

wdcfawqafwef