Seperti Fathul Mu'in
…Lubbbul Ushul Karangan Imam Zakaria Al-Anshori, Kitab Mugni Labib karangan
Imam Ibnu Hisyam, dan selainnya. seperti halnya pada hari-hari libur
lebih-lebih pada bulan Ramadhan beliau membaca kitab-kitab Hadits, seperti
kitab Hadits Shohihain, Kitab Al-Muhtasor, kitab Riyadlus Sholihin dan kitab
Al-Adzar dan fiqih, seperti kitab MUhaddab, kitab Al-Bugya, kitab Al IQna', dan
kitab Kifayatul Ahyar dan kadang-kadang beliau membaca kitab MUrohul Lubaid
dalam interpretasi Al-Qur'an Madjid karangan KH. Nawawi Banten
yang bermuqim di Makkah
.
Dan
setiap hari ahad beliau selalu
mengadakan majlis ta'lim kabir untuk semua lapisan masyarakat yang cinta pada
para ulama' dari warga Rembang dan sekitarnya. dan dalam majlis tersebut
dihadiri lebih dari700 dari muslim dan muslimat.
Pesantren dan anak didiknya
.
Dalam pondok
pesantrennya telah terdidik santri-santri yang meminginkan suatu pembelajaran
ilmu-ilmu agama yang murni dan tidak di maksudkan kecuali untuk memperoleh
derajad akhirat dan tidak di istifadah
darinya kecuali untuk kmemperoleh derajad keimanan dan tidak dihasilkan darinya
pangkat-pangkat keduniaan, kecuali anugrah yang diberikan Allah bagi sebagian
hamba-hambanya yang bisa mengabulkan kebaikan dunya wal ahirat.
Dan
dari didikannya keluar banyak alim ulama' yang mulia. mengasuh beberapa pondok
pesantren, dan sekolah-sekolah agama yang masih menggunakan metode Salafiyyah
yang kebanyakan dari mereka adalah santri-santri Syeh Zubair.
Karena Syaikhina Maimoen
Zubair adalah pengajar dari
santri-santri ayahandanya pada waktu masih hidup dan setelah wafatnya kami
sebutkan nama sebagian dari mereka, yaitu:
1.
Syeh
Hamid Baidlowi
pengasuh ponpes Al-Wahdah
Lasem Rembang.
2.
K. Imam Yahya
bin Mahrus Ali, yang termasuk dari Masyayeh ponpes
LIrboyo Kediri.
3. Syeh KH.
Nashiruddin pengasuh pondok dan majlis ta'lim
DarutTauhid Al-Alawiyyah Sendang Senori Tuban
4.
Syeh. K. Khumaidi
pengasuh ponpes As-Syiddiqiyyah Narukan Rembang.
5.
Syeh
K. Nur
HIsyam pengasuh ponpes Zainul Arifin
Sedang Rembang.
6.
Syeh Mabruk
bin Sidiq pengasuh ponpes Darut Tauhid Al-Alawi Sendang Senori Tuban.
7.
K.
Azkari pengasuh ponpes Syarifuddin, Aring Pasuruan.
8.
KH. Agus
Ahmad Ja'far
bin Muhammad
Busri pengasuh pondok pesantren
dan majlis Ta'lim di Bulungan Pasuruan.
9.
K. Abu
Amir pengasuh pondok pesantren di
Lekupit BUlu Sari Pasuruan.
10.
K. Ja'far
bin Aqil pengasuh pondok pesantren Kempek Cirebon.
11.
K. Sadid
Jauhari pengasuh pondok pesantren Assuniyyah Kencong Jember.
12.
K. Imam Syuyuthi pengasuh pondok pesantren
Ibrohimiyyah
13.
K. Syuyuthi
pengasuh pondok pesantren ansya'ul Huda
dan menantunya Ustadz Ibnu Shodiq di Tegal Dilumo Banyu Wangi
14.
Syeh Izzuddin
dan
15.
Kiai Nasiruddin
dari masyayeh Buntet Cirebon
16.
Kiai
Syukron pengasuh pondok pesantren Ketanggi Pasuruan
17.
Al
ustadz Kiai nashir bin Badrussoleh pengasuh pondok pesantren al hikmah
Purwoasri Kediri
18.
Al
ustadz Agus nashir Bin Abdul Fatah salah satu dari masyayeh pengasuh pondok
pesantren Bahrul ulum Tambak Beras Jombang
19.
Syeh
Abdul Wahid
Zuhdi salah satu dari Masyayeh Bandung Sari
Porwodadi.dan salah satu dari pimpinan Ormas NU di Wilayah Jawa
Tengah.
20.
Kiai Anwar
bin maksum bin Siroj pengasuh pondok pesantren Al
anwariah Cirbon
21.
Kiai
M. Fatih
ibnu Muhklis pengasuh pondok pesantren Matlaul Anwar
Cirbon.
22.
Ustadz Ismail
ibnu Zainuddin termasuk dari Masyayeh pengasuh pondok pesantren Di Tempel Sari
Wonosobo
23.
K.
Abdurrohman pengasuh pondok pesantren Usmaniah Buinong Pekalongan
24.
K. Abdul Adzim
pengasuh pondok pesantren Al kholili
di kepang Madura
25.
K. Faruq
Zain pengasuh pondok pesantren Al-Kaukabus Satik Karas Sedan Rembang
26.
K.
Ansori pengasuh pondok pesantren Sirojul MUhlisin Payaman
Magelang
27.
K. Ahmad
Khafidi pengajar di Sumenep Madura
28.
K.
Hammadullah bin K.
Dimyati pengasuh pondok pesantren Nahdhotul Tullab Seruno
Banyu Wangi
29.
Ustadz Abdul Hamzah bin Juwaini
pengasuh pondok pesantren Tretek Kediri
30.
K. Maimoen
Nur bin K. Nuruddin pengasuh pondok pesantren Tsamrotul Roudhoh
Banyu Wangi
31.
K. Syafi'
MIsbah pengasuh pondok pesantren al-Hidayah Ketigan Sidoharjo
32. Ustadz Agus Hamzah bin K. Muhammad
Hasan pengasuh pondok pesantren ambihul Ghofilin Mantri Anom
Banjar Negara
33. K. Muhammad Husni
bin Sa'id pengasuh pondok pesantren Majlisut Ta'lim dan Da'wah At-Tauhidiyyah Giren Tegal
34.
K. Mustofa
Aqil salah satu Muballig di Cirebon
35.
KH. Zuhrul Anam
bin Hisyam salah satu pengajar di ponpe At-Taujih Al-Islami dileler Banyu Mas.
Dua yang terakhir telah
menjadi menantu beliau masih banyak lagi dari telah disebut diatas dan semoga
Allah memberikan Anugrah dan kemulyaan kepada beliau (mutakhorijjin) denan
berinteraksi dengan kuat dengan Sayyid dan ahli hadits tanah Haram Sayyid
Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani. karena putra-putra beliau adalah alumni
dari didikan imam yang agung ini, pertama yang paling tua adalah KH. Abdullah Ubab
kemudian penulis (KH. Najih
Maimoen) kemudian KH. Madjid Kamil kemudian
saudara mereka H.
Abdul-Rouf yang masih mukim
ditanah Makkah yang mulia.
Beliau syaihina dan
santri santrinya selalu membaca bacaan yasin fadhilah dengan doa doanya yang
telah disusun oleh guru saya {penulis} yaitu al imam sayid Muhammad
almaliki setelah solat maghrib dan subuh pada malam jumat dan selasa . Pada
setiap bulan rabiul awal ,pesantren beliau mengadakan peringatan maulidurrosul
dan hari
Kemudian beliau ke
kampung halamannya yaitu Sarang, dan
tepatnya pada hari Asyura’ tahun 1364 H, beliau bersama ayahanda tercinta KH. Zubeir Dahlan,
KH. Abdullah bin Abdurrahman menantu KH. Syu’aib,
KH. Musa bin Nur
Hadi (Alm), al-Ustadz Haramain Ma’shum (Alm), KH. Ali Masyfu’
bin Fathurahman, KH. Abdul
Wahab bin Husein dan Kyai-kyai
lain, mendirikan madrasah diniyyah yang biasa kita sebut MGS yang ada sekarang yang terletak di barat daya
pondok KH. Achmad bin Syu’aib yang bermaterikan Kutubussalaf
seperti disebutkan diatas, dengan menggunakan metode salaf yang berpegang
teguh terhadap prinsip-prinsip Ahlussunah
Wal Jama’ah.
Allah SWT berfirman: ”Sesungguhnya Masjid yang didirikan atas dasar taqwa
(Masjid Quba’) sejak hari pertama adalah lebih patut kamu bersenbahyang
didalamnya” (Q.S At-Taubah; 108) Firman Allah: “Adapun buih itu, akan
hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya, adapun yang memberi manfaat
kepada manusia, maka ia tetap di bumi, demikianlah Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan” (Q.S Ar-Ra’d; 17). Semoga Allah mengasihi mereka
para masyayikh Sarang, serta memberi kekuatan bagi generasi sesudahnya agar
bisa mengikuti jejak-jejak mereka dan bisa melestarikan apa-apa yang telah
mereka lakukan berkat keagungan Nabi
Muhammad serta para shahabatnya.
Selain
itu beliau turut andil dalam kemerdekaan negeri pertiwi dari imperealis
belanda, pada tahun 1950 M beliau pergi ketanah suci bersama KH. Ahmad bin Syu’aib serta para rombongan yang terdiri dari para
putra-putranya dengan segala kebutuhan
yang telah tercukupi dan disana beliau mukim bersama KH. Abdurrahim Ahmad
untuk menuntut ilmu dan mengaji pada ulama’ yang ada pada waktu itu yang
menjadi pelita zaman.
أولئك آبائي فجئني بمثلهم
|
* إذا جمعتنا يا جرير المجامع
|
بيض الوجوه كريمة أحسابهم
|
* شم الأنوف من الطراز الأول
|
“Mereka adalah leluhurku, seperti
merekalah orang-orang yang kurindukan, jika engkau sudi akan adanya ikatan
kekeluargaan pada kami wahai Jarir, mereka beraut wajah menarik, berdarah
bangsawan, berhidung mancung, dari keragaman orang-orang yang telah lalu”
Selama di Makkah beliau pernah
belajar kepada Imam al-Muhaddits Sayyid Alawy al-Maliky di Masjidil Haram, ada
beberapa kitab yang beliau ngaji kepadanya, diantaranya yaitu kitab Taqrirat
li al-Mandlumat al-Baiquniyyah yang merupakan karya beliau dalam fan
mushtholah hadits mulai dari awal hingga akhir, demikian juga Syarh Ibnu
Aqil ala Alfiyyah dan darinya beliau mendapatkan catatan-catatan penting
fan mushtholah hadits, dan pernah pula mengaji pada Asyeikh al-Muhaddits Hasan
al-Massat, kepadanya beliau ngaji kitab nadlom Tholiat al-Anwar serta
Syarh nya yang merupakan karyanya.
Beliau
juga pernah menghadiri pengajian kitab Riyadlus Sholihin yang di asuh
oleh Al-Allamah sayid Muhammad Amin Kutby, juga pernah menghadiri pengajian Waraqat
serta syarhnya karya Jalaluddin al-Mahally yang diasuh oleh Syeikh Abdul
Qadir al-Mandily, juga pernah menghadiri pengajian kitab Sunan Abi Daud
as-Sijistany dari awal sampai akhir asuhan Al-Allamah Syeikh Yasin bin Isa
al-Fadany, selain memperdalam ilmu agama beliau juga belajar wawasan keilmuan
dan tatanan ilmu politik pada rekan-rekannya, lebih-lebih pada KH. Imron Rosyadi dan juga
pernah menjadi siswa di Madrasah
Darul Ulum.
Disitu beliau dapat bertemu dengan para Masyayikh dan para guru. Semoga kita
mendapat limpahan barokah dengan menyebut nama-nama agung seperti mereka,
berkat keagungan Nabi Muhammad SAW.
Kegiatan dalam pendidikan dan
pengajaran
Setelah
mukim di Makkah dua tahun, beliau langsung pulang ketempat asalnya dengan bekal
ilmu yang beliau dapat serta limpahan cahaya Muhammad, tidak lama kemudian
beliau menjabat sebagai ketua dewan pengajar dan pendidikan di Madrasah
Ghozaliyah dan aktif sebagai pengajar baik di madrasah maupun di pondok.
Ditengah-tengah aktifitas yang begitu padat itu, beliau masih bisa meluangkan
waktunya untuk belajar pada ayahanda tercinta KH. Zubair dan langsung mendapat
pengawasan langsung darinya.
Benih-benih
kepemimpinannya begitu kuat mengakar pada dada seorang maemon muda, ternyata
ilmu yang selama ini didapat tidak membuat puas diri, ini dibuktikan pada
perhatian beliau yang begitu besar terhadap para ulama’ dan tokoh masyarakat
pada waktu itu. Dintaranya adalah KH. Baidlowi bin KH. Abdul Aziz
yang kemudian menjadi mertua, KH. Ma’shum Lasem, KH.
Bisri Mushthofa, KH. Abdul Wahab
bin Hasbullah serta putranya yang bernama KH. Wahib Wahab
yang pernah menjabat sebagai Menteri Agama pada zaman Orde lama, KH. Bisri Sansuri, Al-Habib Abdullah bin
Abdul Qadir Bafaqih Malang, Al-Habib Ali bin Ahmad
Al-Athos Pekalongan,
KH. Thohir pendiri Yayasan At-Thohhiriyyah Jakarta, KH. Ali
bin Ma’shum Jogjakarta, KH. Abdul
Hamid Pasuruan,
KH. Muslih bin Abdurrahman
Mranggen Demak,
KH. Abbas Buntet Cirebon, KH. Khudlori Magelang,
KH. Asnawi Kudus, KH. Ihsan Jampes Kediri,
Al-Allamah KH. Abul Fadlol Senori Tuban, serta
saudaranya KH. Abul
Khoir yang merupakan putra KH. Abdusy Syakur
dan Ulama-ulama’ lain. Semoga kita mendapatkan limpahan barokah dari mereka.
Pada
tahun 1964 M/ 1386 H atas restu KH. Zubair beliau mendirikan Musholla untuk
tempat mengajar para santri yang mukim di Sarang pada waktu itu, kemudian pada
tahun 1967 M/ 1388 H beliau membuat asrama yang bersebelahan dengan Musholla
untuk menampung para santri yang mau menetap, ini merupakan cikal bakal pondok
Al-Anwar yang ada sekarang. Kemudian pada tahun 1973 M mulai berdatanganlah
para santri dari belahan nusantara untuk menuntut ilmu di pondok yang bernama
Al-Anwar, sedangkan nama Al-Anwar diambil dari nama ayah beliau sebelum mukim di Makkah, sehingga waktu itu jumlah santri mencapai seratus
orang dan jumlah it uterus bertambah sampai sekarang mencapai 1700 santri putra
dan 500 santri putri.
Disamping
itu beliau juga menjadi Ketua Dewan Pengurus di Madrasah Ghozaliyyah Syafi’iyyah yang siswanya mencapai 2600 siswa. Beliau sangat
gigih dalam mengumandangkan da’wah dan sering memberi ceramah agama pada
acara-acara tahunan, seperti Peringatan Maulid
Nabi Muhammad SAW, Isra’ Mi’raj dan Nuzulul Qur’an pada bulan Ramadlan,
Acara Halal Bi Halal bulan Syawal, acara Awal Tahun Baru Hijriyyah dan acara
peringatan keagamaan lainnyayang merupakan sarang untuk mendengarkan Mauidloh
para ulama’ dan pengemban misi da’wah dalam rangka mendekatkan diri pada Allah.
Perjalanan yang sangat melelahkan ternyata bukanlah hambatan yang berarti, bagi
beliau untuk mengisi pengajian seperti biasanya. Maha suci Allah yang telah
memberikan kekuatan kepada para hambanya.
Sekitar
pada tahun 1984 M beliau mendirikan Madrasah Diniyyah yang kemudian bernama
Muhadloroh untuk menampung para santri yang tidak sekolah di MGS, baik karena alasan biaya ataupun yang lainnya,
dan sekarang siswanya mencapai 700an, kemudian beliau juga mendirikan Madrasah
bagi santri putri dan jumlahnya mencapai 350 anak.
Kegiatan kemasyarakatan dan jabatan
politik
Ada
beberapa jabatan penting yang beliau emban, sebagai Ketua Umum Madrasah
Ghozaliyyah Syafi'iyyah sejak berdirinya tahun 1944 M sampai sekarang, sebagai
Nadlir Masjid Jami’ Sarang yang terletak di sebelah barat dari kecamatan Sarang
dengan letak arah kiblat yang dihasilkan oleh KH. Zubair, Ketua Lembaga
Koperasi bagi para nelayan yang berada di wilayah Sarang selama delapan tahun,
mulai tahun 1967-1975 M, menjadi anggota Majelis Perwakilan setempat cabang
Kabupaten Rembang 1971-1978 M, menjadi anggota Majelis Pertimbangan Rakyat
Indonesia mulai tahun 1987-1999 M.
Jabatan
penting lainnya yaitu sebagai ketua Syari’ah NU wilayah jateng, beberapa tahun
kemudian menjadi ketua Syari’ah pusat tahun
1985-1990. juga pernah menjabat sebagai ketua Thoriqoh yang bernaung dibawah
organisasi NU pusat mulai mu’tamar yang diselaenggarakan di pondoknya KH. Muslih Mranggen
(Demak) sampai mu’tamar di Pekalongan pada bulan maret 2000 M sesudah habisnya. Sesudah habisnya masa
jabatannya tersebut beliau melakukan baiat langsung dari Assyeh
DR. Dliya’uddin bin Najmuddin bin
Syeh Muhammad Amin Al-Qurdi.
Semenjak
tahun 1995 beliau menjabat sebagai ketua majlis pertimbangan pusat partai
persatuan pembangunan, dan sekarang menjadi ketua Mjlis Syari’at.
Ini membuktikan betapa besarnya perhatian beliau terhadap urusan
kemasyarakatan dan kepentingan bagi umat
Islam sebagai mana dalam Hadits “ Sebaik-baiknya manusia adalah paling berguna
pada yang lainnya bagi siapa yang tidak merasa berkepentingan terhadap urusan
umat Islam maka bukanlah termasuk dari
golonganku” HR Baihaqi dari Anas Bin Malik dengan di Marfu’kan, Khasful Khofa
Juz 2 hal. 368 dan hadits “ seorang mu’min bagi yang lainnya bagaikan bangunan
yang saling menguatkan satu sama lainnya” dan Hadits Bukhori Muslim, yang
berbunyi “ Perumpamaan orang-orang mu’min dalam kasih mengasihi dan saling
menaruh simpatik satu sama lainnya bagaikan anggota tubuh, jika ada yang sakit
maka mengaduhlah yang lainnya dengan suara pilu atau tidak bisa tidur dan
demam” Nabi Yusuf berkata pada raja Mesir “Jadikanlah aku bendaharawan Negara
(mesir). Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengatahuan
(QS. YUsuf 55).
Pengajian dan kegiatan sehari-hari.
Kegiatan beliau dipondok yaitu mengisi
pengajian kutubus Salaf seperti Fathul Wahab, Sarah Mahalli ‘ala
Al-Minhaj, Jamul jawami’Ihya’ ulum Al-din, Uqudul
Al-Juman, Asbah wa Nadoir lil Imam As-Syuyuti, Syarah Ibnu Aqil.
Beliau KH
Maimoen Zubair
setiap bulan Robiul Awwal selalu mengadakan HAFLAH untuk memperingati hari
kelahiran Nabi Muhammad SAW, dan hari jadi Pondok pesantren AL-ANWAR. dimana
pada saat itu seluruh santri berkumpul menjadi satu untuk mendengarkan
petunjuk-petunjuk , mauidzoh-mauidzoh dari para masyayeh dengan para muballig.
dan sebelum acara tersebut biasanya diadakan perlombaan-perlombaan baik rohani
(keilmuan) ataupun jasmani (olah raga), dan juga mengadakan forum Bahsul Masail
untuk membahas masalah-masalah yang terjadi, yang mana delegasi-delegasi dari
pondok-pondok Jawa tengah dan Jawa timur berkumpul dengan dibimbing sebagian
Masyayeh yang notabene keluaran dari pondok Sarang
Dari hasil-hasil keputusan Bahsul Masail
tersebut dicetak dalam beberapa buku
dengan memakai bahasa Indonesia dengan tujuan bisa dinikmati oleh seluruh
lapisan masyarakat kaum muslimin yang memuat 500 masalah. Cetakan pertama
diberi nama “THOLI’ATUL AHKAM”, dan cetakan kedua diberi nama “THOWALI’UL AHKAM”.
Jumlah santri pondok
pesantren Al-Anwar sampai saat ini mencapai 2200 lebih santri, baik putra maupun putri. Para pengajar diambilkan dari para Mutakhorijin pondok
Al-Anwar sendiri. Diantaranya Ust. Abdullah Ubab
Maimoen putra sulung dari KH. Maimoen Zubair,
Ust. Muhammad
Najih Maimoen
penulis terjemah ini, Ust. Aufal
Marom, Ust. Majid Kamil Mimoen,
yang kesemuanya adalah lulusan pondok Makkah Al-Mukarromah
yang diasuh oleh Al-Muhaddist Al-Musnid As-Sayyid Muhammad Alawy Al-Maliky.
oleh karena itu pasang surut pondok Al-Anwar terpengaruh sekali oleh sosok
Sayyid Muhammad Alawy. begitu juga dengan abahnya yaitu Sayyid Alwy bin Abbas
yang mana KH. Maimoen Zubair
pernah nyantri pada beliau di Masjidil
Harom. Banyak sekali
bantuan-bantuan dari beliau Sayyid Muhammad baik berupa materiil maupu
sepirituil, lebih-lebih dalam kurun sepuluh
tahun ini. penulis sendiri pernah nyantri pada beliau dan banyak sekali
saran-saran yang membangun dari beliau untuk kemajuan pondok Al-Anwar, bahkan
berkat barokah dari beliau semua kemajuan tersebut bisa tercapai.
Termasuk pengajar di Pondok
pesantren Al-Anwar adalah Ust. Muhammad
Alim yang pernah study banding di Dauroh At-Ta’hiliyah lil
Aimmah wal Khutaba’ di Damaskus Syria
pada tahun 1998 M.
Wasiat-wasiat KH. Maimoen Zubair
Diantara pesan-pesan beliau
kepada putra-putranya, dan juga santri-santrinya adalah agar tekun mencari
Ilmu-ilmu syar’i, dan selalu membelanya, dan selalu menjaganya karena disamping
ilmu syara’ adalah sebagai ciri khas keilmuan dipondok dan Madrasah Sarang.
Ilmu Syara’ juga sebagai satu-satunya jalan
untuk Futuh dan Wusul kepada Allah serta Ma’rifat
kepada Allah sehingga mendapat ridlonya. Beliau juga berpesan supaya kita punya
dua baju (baca: dua sikap) yang kedua-duanya adalah abstrak. Yang pertama kita
harus punya baju ad-Distar, maksudnya kita bersikap elastis serta dinamis dalam
mempergauli masyarakat disamping kita ingkar fi-qolbi dengan segala
kemaksiatan-kemaksiatan yang dilakukan mereka. Yang kedua: kita harus punya
baju As-Syiar, maksudnya dalam diri kita dan keluarga kita harus kita tanamkan riyadoh dan pemberatan dalam menjalankan Syari’at.
kita tidak mengambil hukum-hukum rukhsoh (keringanan), dan kita harus menjauhi
keharaman, kemakruhan, bid’ah-bid’ah, yang sudah merata dan mendominasi di
masyarakat kita. Lahaula wala Quwwata illa Billah. dan beliau juga berwasiat
kepada santri-santrinya supaya tidak melakukan ma’siat karena maksiat tersebut
menjadi sebab kita sering lupa yang merupakan momok besar bagi seorang santri.
Santri juga harus selalu ingat pada ucapan Imam Syafi’i ra:
Beliau KH.
Maimoen Zubair juga berpesan supaya kita memegang teguh Aqidah Ahlussunah wal
Jama’ah; dalam arti kita harus menjunjung tinggi memuliakan dan mengagungkan
kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai seorang Nabi, juga mengagungkan Sahabat
Nabi sebagai golongan yang selalu menyertai Nabi dan menolong beliau, juga
mengagungkan ulama’ sebagai murid-murid para sahabat, serta mengagungkan para
Ahlul BaitNya Nabi Muhammad SAW dan seluruh keturunannya yang mana mereka
adalah para muballig-muballig Islam yang menyebarkan Islam keseluruh penjuru
dunia. beliau juga berpesan supaya kita selalu ridho dengan ketentuan-ketentuan
Allah, baik berupa kenikmatan atau bala’ dan kita harus selalu mempunyai persangkaan
yang baik kapada Allah, dan kita harus mengembalikan kesalahan kesalahan
kita pada diri kita sendiri tidak kepada
Allah.
Beliau KH Maimun Zubair
berkata : modal dasar terciptanya keharmonisan dalam pribadi seseorang dalam
organisasi berbangsa dan bernegara adalah
selalu mendirikan, sholat jum’at dan
jama’ah-jama’ah di masjid dan mushollah, karena sholat adalah tiang agama,
barang siapa mendirikan sholat maka berarti ia menjaga semua urusanya,
sebaliknya apabila orang-orang itu meniggalkan sholat maka dia juga tidak mengurusi urusan-urusanya
yang lain . Firman Allah
penulis juga menambahkan termasuk modal dasar adalah zakat
serta rukun Islam yang lain{Amar Makruf Nahi Mungkar } yamg
didasarkan pada pedoman Ilmu Syara’,
jihat fi sabilillah dan penegakan syari’at Islam. tapi jelasnya, sholat adalah
subtansi sentral penegakan diri dari berbuat kejelekan sebagaimana dijelaskan
didalam Al-Qur’an
KH. Maimoen Zubair
ra berkata: ilmu adalah lebih utamanya amal sebagaimana sering dikatakan ulama’
salaf beliau menafsiri firman Allah:
, dengan ilmu Syar’i yang mencakup aqidah,
Syariat dan sosial sedangkan ilmu yang menjadi utama-utamanya amal adalah ilmu
yang disertai rasa takut kepada Allah dan hal ini adalah hakikat dari taqwa
yang disebut dalam hadist(). beliau juga berpesan supaya santri-santrinya
selalu menetapi konskuensi dari firman Allah yaitu selalu bersatu dengan
golongan orang-orang mu’minin dalam urusan aqidah, ibadah, muamalah, dan
politik sebagaimana nabi bersabda dan berpesan supaya kita menetapi kosekwensi
dari firman Allah…
yaitu selalu bersatu didalam panji-panji
golongan yang menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran serta mengajak untuk
memyatukan persepsi dalam hal Syari’at Islam dan tidak ikhtilaf pada syari’at
Islam dsb.
Sifat dan Akhlaq KH.
Maimoen Zubair
Termasuk akhlaq dan kebiasaan
beliau yaitu: beliau selalu memuliakan tamunya sesuai dengan kemampuan beliau
padahal tamu-tamu beliau sangat banyak dan sepanjang waktu dari semua lapisan
masyarakat. termasuk sifat beliau adalah rendah diri, penyabar, lemah lembut,
dermawan, sering berinfaq dalam pembangunan-pembangunan lebih-lebih pembangunan
masjid dan musholla suka silaturrohim, bisa mempergauli orang-orang yang sesuai
dengan pangkatnya, sangat tahu dengan sejarah Islam dan tanah air, sangat prihatin
dengan urusan-urusan organisasi, tetangganya dan saudara-saudaranya.
Istri-Istri dan Putra-Putra Beliau
Istri beliau yang pertama
bernama Fatimah, putra dari KH.
Baidlowi bin Abdul Azis Lasem yang semasa
hidupnya selalu konsisten diJamiyah Toriqoh
Al-Mu’tabaroh dan merupakan santri dari imam Muhammad Mahfudz Termas.
dari perkawinan ini beliau dianugrahi tujuh putra. tapi yang empat meninggal
pada waktu masih kecil. tiga putra yang masih hidup adalah KH. Abdullah Ubab, Penulis- KH.
Najih, dan seorang putri bernama Sobihah yang ikut suaminya hidup di Cirebon, Beliau menikah
kedua kalinya dengan Nyai Hj. Masti’ah putra dari K.
Idris dari Cepu
Blora. beliau dikaruniai enam putra dan satu putri yaitu:KH. Majid Kamil,Ags.Abdul Ghofur,
Ags. Abdul Rouf, Ags. Muhammad Wafi,
Ags. Yasin, Ags. Idrus, Ng.
Rodiatul Ghorro’
yang dinikahi oleh Ust. Zuhrul
Anam putra dari K. Hisyam Banyu
Mas. Sebelum
Ng. Rodiatut
Ghorro’ ini sebelumnya masih ada
seorang putri tapi meninggal pada waktu krcil. istri beliau ini meninggal pada
tahun 2002 M. kemudian beliau memperistri istri beliau yang pertama. sekian,
semoga amal selalu menambah taufiq kepada KH. Maimoen Zubair
untuk selalu melakukan amal kebajikan yang membawa manfaat bagi seluruh kaum
muslimim, dan semoga Allah juga memberikan kekuatan kepada keluarga-keluarga
beliau, santri-santri beliau untuk bisa mengikuti jejak-jejak beliau Amin ya
Robbal Alamin.
penulis:
Moh. Najih
Maimoen
0 Response to "KH. MAIMOEN ZUBAIR, SESEPUH FPPP"
Post a Comment
Tinggalkan Pesan Gan, Supaya saya bisa kunjung balik Pesan anda begitu berarti bagi kemajuan blog ini,