Kalau di renungkan dengan seksama, dengan kearifan yang tinggi,
maka tugas utama manusia hidup di hamparan dunia yang penuh fana ini adalah
sebagai “Manusia Pembelajar”. Tugas utama ini memberikan kpada kita pemahaman bahwa
itulah keunikan manusia di banding dengan berbagai makhluk ciptaan Tuhan
lainnya, khususnya binatang, Manusia dapat belajar tentang dan belajar menjadi
diri sendiri, sementara binatang hanya di mungkinkan belajar, Binatang tidak
dapat belajar tentang apalagi belajar menjadi. Belajar tentang (Learning how to
think) dan belajar dalam Praktik (
Learning how to do) dan yang sangat penting adalah konteks manusia pembelajar
yang berproses memanusiakan dirinya adalah belajar menjadi (Learning to be).
Secara sadar kita akui, semua orang adalah pemimpin, setiap orang
mempunyai lingkar pengaruh bagi orang-orang terdekat seperti keluarga, teman dan
anggota masyarakat yang lain, tetapi yang jelas dan pasti ia akan menjadi
pemimpin atas dirinya sendiri !, setiap pemimpin akan akan menunduk pada “Potensi”
(Human being) dan belum “aktualisasi” (Being human). Karena itu potensi
kepemimpinan dalam diri manusia itu harus di aktualisasikan keluar,
direalisasikan, dinyatakan, dijadikan Faktual.
Sedangkan pada prosesnya untuk meningkatkan “potensi” (human being)
perlu adanya pendidikan guna membangun peradaban. Masadepan pendidikan di Indonesia
dapat dipikirkan dalam kerangka kerja yang lebih luas serta memadai untuk
mendukung lahirnya sebuah peradaban baru (Manusia Masa Depan). Membangun peradaban
adalah suatu pendekatan Kualitatif, yang tidak bisa diterjemahkan dengan alat
ukur atau terminologi yang bersifat eksak.
Ukuran mencapai peradaban adalah pencapaian kebahagiaan umat
manusia (temasuk tataran individu) sehingga perlu di kembangkan sebuah
pendekatan yang padat nilai (Value Ended), ukuran pencapaian kebahagiaan umat
lekat sekali dengan Etika dan Moral yang berhubungan dengan nilai-nilai hidup
manusia, Nilai hidup bukanlah seperangkat aturan (rule) tapi merupakan
Apresiasi, atau lebih tepat dinyatakan sebagai “Iluminasi” yang mendalam yang
memuat gurta-gurat batsa antara adil dan tidak adil, baik dan buruk, benar dan
salah, Alat dan Tujuan, atau bisa juga antara hak dan kewajiban.Sedangkan nilai-nilai
merupakan sistem yang di ta’rifkan sebagai kebudayaan atau lebih tepatnya
sebuah peradaban.
Membangun ilmu pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat,
tampaknya menjadi kebutuhan mendesak di tanah air, yakni suatu bangunan ilmu
pendidikan yang di bangun dari kebutuhan untuk menghadapi tuntutan masyarakat
yang beragam dan Kompleks.
Agenda pendidikan lainnya yang paling penting dan cukup mendesak
menurut Mochtar Buchori adalah bagaimana cara meningkatkan mutu pendidikan
sehingga dapat mengangkat perilaku dan budaya politik masyarakat, pendapat ini
juga sejajar dengan apa yang di kemukakan Ariel Haryanto (2001:292-293) yang
menyatakan “ Kalau mau mengerti pendidikan harus paham juga Politik, Apabila
terjadi perubahan undang-undang pendidikan, terjadi juga perubahan di sektor
lain.
Wallahu a’lam Bissowab.
Hidup perlu tahu tentang politik,,meski kita tidak harus terjun atau berkecimpung langsung di dunia Politik,,,setidaknya kita mampu membaca fenomena sosial atau yang lain,,,
ReplyDelete